Breaking News

Bersaing Konsep, Bukan Harga

Sebuah pertunjukkan musik di kota Medan, Januari 2018. [via tribunnews]

Dibandingkan dengan 20 tahun lalu, bisnis kreatif event organizer (EO) di Medan sekarang, sudah jauh lebih baik. Banyak perubahan positif yang terjadi. Antara lain, persaingan sesama EO semakin sehat. Kini, mereka bersaing secara konsep.

Tidak seperti dulu, di mana untuk memenangkan tender suatu proyek, setiap EO berlomba-lomba banting harga. Di masa itu, harga paling utama, masalah konsep nomor sekian. Dan tak jarang kalkulasinya dipelesetkan sampai jauh di bawah hitungan rasional. Akhirnya pengerjaan proyek dan hasilnya sering tidak maksimal. Tidak jarang pula, banyak pemilik EO justru merugi.

"Perkembangan EO kini semakin baik. Persaingan berada di tataran konsep. Konsep siapa yang paling menarik dialah yang dapat proyek," kata salah seorang tokoh EO kawakan di Medan, Herwin Kampusi kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu,  3 Maret 2018.

Dijelaskan pendiri Kampusi Promo ini, karena sekarang persaingan lebih kepada konsep, EO-EO tidak perlu sampai banting harga seperti dulu untuk memenangkan tender. "Konsep siapa yang paling menarik dialah yang dipilih. Jadi kecil kemungkinan banting-banting harga seperti dulu," tutur dia.

Herwin mengaku senang dengan perkembangan ini. Baginya, itu menunjukkan bisnis EO di kota ini semakin menjanjikan. Pelakunya makin kreatif dan profesional.

Ditengarai, kebutuhan akan kelompok-kelompok EO di Medan akan semakin meningkat. Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang semakin fokus mengembangkan ekonomi industri kreatif. Tidak ada data valid jumlah EO di Medan. Namun diduga ada ribuan. Dan dari jumlah itu, EO yang telah memiliki sertifikat berkisar hanya puluhan.

Sudah menjadi keharusan, kelompok-kelompok EO di kota ini meningkatkan kualitas dan profesionalisme kerjanya. Mengingat sampai kini even-even besar yang ada di Medan kebanyakan masih ditangani oleh EO dari Jakarta.

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.