Breaking News

Strategi Dyandra Menghadapi 2019

Presiden Jokowi dalam pembukaan IIMS 2008 yang dikelola Dyandra. [tribunnews]

Ini bukan soal politik. Bukan soal ganti Presiden. Melainkan optimisme sebuah perusahaan EO MICE besar nasional. PT Dyandra Media International Tbk. Alih-alih pesimis dengan adanya gonjang-ganjing ekonomi (dan politik) 2018, mereka malah optimistis kinerjanya akan semakin membaik hingga akhir 2018. 

Optimisme itu ditopang oleh pertumbuhan pasar di industri Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition(MICE), yang menjadi kolam mereka, yang kian menjanjikan di Tanah Air. 

Sebagai gambaran di kuartal III-2018, perusahaan itu sukses membukukan kenaikan laba hingga 162,75%, menjadi Rp 23,08 miliar dari capaian periode yang sama tahun lalu. Peningkatan tersebut, didukung pendapatan bersih Dyandra yang naik 12,44% menjadi Rp 674,04 miliar per September 2018.

Kinerja bisnis Dyandra ditopang empat pilar bisnisnya, yakni dari kinerja PT Dyandra Promosindo (DP) yang mengelola bisnis Penyelenggaraan Acara (event), PT Dyamall Graha Utama (DGU) menjalankan usaha Penunjang Acara, PT Nusa Dua Indonesia (NDI) fokus pada bisnis Ruang Konvensi dan Eksibisi (pameran), dan PT Graha Multi Utama (GMU) dari bisnis Hotel.

"Kami berharap, pertumbuhan bisnis MICE tersebut berlanjut hingga 2019, terutama di sektor industri pameran," kata Presiden Direktur Dyandra Eina R Maksum dalam pernyataan resminya, Senin, 26 November 2018.

Ke depan, perusahaan itu juga telah menyiapkan beberapa strategi menghadapi 2019, yakni lewat bisnis penyelenggaraan acara. Perusahaan itu mengaku, akan tetap fokus pada acara-acara besar dan menjadi ciri khas perusahaan, salah satunya menjadi penyelenggara Indonesia International Motor Show (IIMS).

Selain itu Dyandra juga menciptakan pameran-pameran baru yang signifikan, brand activation yang akan memperluas jaringan klien hingga ke institusi pemerintah sampai pengembangan bisnis agensi digital bernama underlined.

Pada bisnis Ruang Konvensi dan Eksibisi, Dyandra akan mendongkrak bisnis Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dengan mencari pasar baru, salah satunya pasar China. Dyandra juga akan mengembangkan kerja sama bisnis dengan berbagai agen distribusi dalam jaringan (daring) untuk pengembangan ke pasar Eropa, Rusia, dan Australia.

Pada bisnis Hotel, perusahaan itu akan fokus pada hotel-hotel yang ada di bawah naungan payung GMU. Secara total, GMU memiliki 1.115 kamar yang terdiri dari 533 kamar hotel Santika dan 582 kamar hotel Amaris. (kontan)

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.